Minggu, 19 Januari 2025

Aturan Permainan Petak Umpet dan Manfaatnya Bagi Anak-anak

 .


Permainan petak umpet merupakan salah satu permainan tradisional yang menjadi pilihan utama anak-anak di Indonesia ketika bermain bersama teman-teman.

petak umpet merupakan permainan tradisional yang telah berumur lebih dari ribuan tahun.

Terdapat berbagai nama lain untuk permainan ini di berbagai negara di dunia seperti el escondite (Spanyol), jeude chache cheche (Prancis), Machboim (Israel), Sumbaggoggil (Korea Selatan). Begitu juga di berbagai daerah di Indonesia seperti Ucing Sumput (Sunda) dan Jepungan/Jethungan (Jawa).

Permainan ini merupakan permainan mencari dan bersembunyi yang dapat dimainkan minimal oleh dua orang. Namun akan lebih seru jika dimainkan oleh semakin banyak orang.

Dilansir dari laman Warisan Budaya Kemdikbud, petak umpet dimainkan dengan melakukan gambreng atau hompimpah untuk menentukan satu orang yang kalah sebagai penutup mata selagi yang lainnya bersembunyi.

Aturan dan Cara Bermain Petak Umpet

Satu pemain yang kalah dari gambreng atau hompimpah akan menutup matanya pada salah satu tempat yang dianggap sebagai benteng, sementara yang lain pergi bersembunyi.

Pemain yang menutup mata berhitung sampai jumlah tertentu, setelah itu pemain yang menutup mata akan mencari setiap orang yang bersembunyi.

Bila si pencari telah menemukan orang yang bersembunyi, si pencari ini harus cepat-cepat berlari ke benteng sambil menyebut nama orang yang ketahuan persembunyiannya.

Begitu pula dengan orang yang bersembunyi, ia juga harus berlari untuk lebih dahulu menyentuh benteng. Jika orang yang ketahuan berhasil menyentuh benteng duluan , pada babak berikutnya ia tidak akan jaga.

Orang lain yang bersembunyi juga bisa menyentuh benteng agar tidak jaga pada tahap berikutnya asal tidak ketahuan sang pencari.

Setelah semua orang telah ketahuan dari persembunyiannya, si pencari akan menutup mata di benteng dengan semua orang berbaris di belakangnya. Si pencari kemudian akan menyebutkan nomor.

Orang yang berada di urutan nomor yang disebut tadi akan kalah bila ia tidak berhasil lebih dulu sampai benteng.

Sebaliknya, jika orang yang berada di nomor tersebut adalah orang yang berhasil sampai di benteng duluan, maka si pencari akan menjadi yang kalah dan permainan dilanjutkan.

Manfaat Bermain Petak Umpet

Terdapat beberapa manfaat dalam permainan petak umpet antara lain:

1. Menyenangkan

Permainan ini merupakan salah satu cara bagi anak-anak untuk mencari kesenangan bermain dengan teman-teman sebayanya.

2. Bersosialisasi

Permainan ini membutuhkan lebih dari 3 orang untuk bisa bermain, oleh karena itu permainan ini dapat menjadi sarana untuk bersosialisasi.

3. Melatih fisik dan keaktifan

Permainan ini membantu anak untuk bisa aktif bergerak dan menjaga kesehatan fisiknya dengan berlari.

4. Melatih kreativitas

Permainan ini menuntut anak untuk bisa berpikir kreatif untuk menentukan tempat bersembunyi dan menebak persembunyian orang lain.

Sumber

Tradisi Lompat Batu Asal Pulau Nias

 .


fahombo batu (lompat batu). Lompat batu ini khususnya dilakukan oleh masyarakat di Teluk Dalam.

Berdasarkan website Warisan Budaya Takbenda Indonesia, tradisi lompat batu ini dilakukan oleh laki-laki. Ketinggian batu yang dilompati sekitar 2 meter dengan tebal 40 cm.

"Tradisi melompati batu yang disusun hingga mencapai ketinggian 2 meter dan ketebalan 40 cm ini hanya dilakukan oleh kaum laki-laki," tertulis dalam website tersebut dikutip detikSumut, Selasa (20/9/2022

Sejauh ini belum ada catatan yang menjelaskan sejarah dari tradisi lompat batu ini. Hanya saja masyarakat sekitar mengungkapkan bahwa tradisi ini berasal dari zaman dahulu saat kelihaian melompat batu sangat dibutuhkan oleh suku Nias.

Dulu, setiap desa atau pemukiman penduduk dipagari dengan batu sebagai pertahanan. Maka atas dasar itu perlu kelihaian masyarakat saat itu untuk memasuki atau melarikan diri dengan cepat dengan melompati pagar batu itu.

Anak laki-laki di Nias mulai berlatih untuk melompati batu sejak umur tujuh tahun. Mereka akan terus melompati tali yang dijadikan pengganti dari batu dengan ketinggian yang disesuaikan dengan umur dan kemampuan sang anak, dan akhir dari latihan tersebut sang anak akan melompati batu yang sesungguhnya.

Tidak semua laki-laki berhasil melakukan prosesi lompat batu ini, banyak juga yang gagal melakukannya. Masyarakat Nias percaya, laki-laki yang berhasil melakukan tradisi lompat batu ini merupakan sosok yang diberkahi oleh roh leluhur dan para pelompat batu yang sudah meninggal dunia.

Bagi laki-laki yang sudah berhasil melakukan lompat batu, maka dia dianggap sudah dewasa untuk melakukan hak dan kewajiban sosial sebagai orang dewasa. Selain itu tradisi lompat batu juga terkadang menjadi ukuran penentuan apakah si laki-laki sudah cukup matang untuk menikah.

Laki-laki yang berhasil melakukan lompat batu dianggap heroik dan bermartabat, bukan hanya si laki-laki, tapi keluarganya juga. Sehingga biasanya setelah berhasil melakukan lompat batu, keluarga akan melakukan syukuran sederhana dengan menyembelih ayam atau hewan lainnya.

Pada zaman dulu, laki-laki yang berhasil melakukan lompat batu akan menyandang gelar sebagai pembela desa. Saat terjadi konflik antara masyarakat di sana, dia harus membela desanya agar tidak diserang.

Sumber

 .


Tarung Derajat merupakan seni bela diri yang banyak diminati baik lelaki maupun wanita. Bukan karena hanya untuk perlindungan diri, melainkan karena terdapat filosofi “Melindungi diri tanpa mencederai lawan".

Pendiri Tarung Derajat

Tarung Derajat didirkan oleh Achmad Drajat atau AA Boxer, pria kelahiran Garut pada 18 Juli 1951. Di masa kecilnya, Drajat Mempunyai postur tubuh relatif kecil dibandingkan dengan sesama anak seusianya. Meski begitu, ia sangat menggemari olahraga keras, termasuk sepak bola yang biasa ia mainkan di halaman dekat rumah bersama teman-teman masa kecilnya.



Achmad menceritakan pengalaman masa kecilnya yang bermain untuk Persib Junior, saat itu usianya masih 13 tahun. Teman-teman yang bermain sebagai musuh kerap mencoba mencederai kakinya demi memenangkan pertandingan. Berawal dari situ, Achmad melatih tulang keringnya agar lebih kuat.

“Jadi dari kecil itu saya memang hobi bermain bola, dan sempat masuk puncaknya di Persib Junior waktu usia saya 13 tahun. disana mungkin karena badan saya kecil dan kerempeng kerap jadi sasaran lawan. Akhirnya saya latihan tulang kering dan banyak lawan yang menyerah dengan saya,” kata dia.

Bukan itu saja, pengalaman kekerasan juga masih terus ia alami hingga menginjak usia remaja. Di mana ia sempat bermukim di kawasan Tegalega, Bandung tahun 1960 yang saat itu menjadi tempat strategis untuk tawuran remaja, perampokan, perjudian, serta aktivitas kriminal lainnya.

“Dari situ saya berfikir, bagaimana menguatkan tubuh dari pukulan dan tendangan lawan,” tambahnya.

Dari pengalaman itulah, ia secara alami ditempa dan terlatih untuk menjawab tantangan hidup yang keras, fisik dan mentalnya terbina dan terbiasa untuk menerima kenyataan hidup secara realitas dan rasional. Bersamaan dengan itu, proses penciptaan gerak dan jurus dibentuk dan diuji dari perkelahian. Proses ini kemudian disempurnakan melalui suatu penempaan diri, baik secara fisik maupun mental dengan cara yang tersendiri dan mandiri.

Tarung Derajat adalah: ilmu, tindakan moral dan sikap hidup yang memanfaatkan kemampuan gaya gerak otot, otak dan nurani secara Realistis dan Rasional, terutama pada upaya penguasaan dan penerapan 5 (lima) dan gerak moral, yaitu: kekuatan - Kecepatan - Keberanian - Keuletan pada sistem ketahanan dan pertahanan diri yang agresif dan dinamis pada bentuk-bentuk gerakan pukulan, tendangan, tangkisan, bantingan, kuncian, hindaran, dan gerakan anggota tubuh penting lainnya yang terpola pada teknik, taktik, dan strategi bertahan dan menyerang yang praktis dan efektif bagi suatu ilmu olahraga seni beladiri.

Tarung Derajat juga disebut-sebut sebagai Seni Gabungan Beladiri karena tidak hanya berfokus pada pukulan, tendangan, dan kuncian, namun gabungan dari semuanya. Dengan memanfaatkan kemampuan melalui keterkaitan antara daya gerak otot, otak dan nurani sehingga tetap melindungi tanpa melukai.

Menggunakan Lima Prinsip Gerakan

Terdapat banyak teknik yang digunakan dalam seni bela diri Tarung Derajat, yang paling sering digunakan adalah lima daya gerak moral, yaitu: kekuatan, kecepatan, ketepatan, keberanian, dan keuletan.

Lima daya gerak moral tersebut menghasilkan sistem ketahanan dan pertahanan diri yang lebih kuat, yang artinya membuat tubuh lebih tidak mudah cedera, jika dibandingkan orang biasa.

Saat berhadapan dengan lawan lima unsur tersebut diaplikasikan kedalam bentuk pukulan, tendangan, tangkisan, bantingan, kuncian, hindaran dan gerakan anggota tubuh yang memiliki polanya masing-masing.

Atlet Tarung Derajat juga diajarkan bagaimana teknik, taktik, dan strategi dalam bertahan dan menyerang yang memiliki gerakan praktis namun tetap efektif dengan tujuan untuk menumbangkan lawan.

Terdapat hal unik juga dalam proses latihan atlet Tarung Derajat dimana mereka saat latihan tidak menggunakan perlindungan tubuh, karena akan mengurangi potensi maksimal mereka.

“Penggunaan pelindung tubuh malah akan mengurangi nilai teknik dan berpotensi membuat atlet malas memaksimalkan potensi yang ada di dalam diri,” ucap AA Boxer.

Mengutamakan Keselamatan

Menurut AA Boxer, bela diri yang dibawa di tarung derajat sejatinya adalah mengembalikan hakikat manusia ka dalam bentuk yang sebenarnya. hal itu ditanamkan melalui bentuk pertahan diri yang tidak menyakitkan orang lain.

Aa Boxer juga berkata tetap menggunakan unsur nurani dalam penggunaan teknik gerak moral saat berhadapan dengan musuh, yang artinya tetap mengutamakan keselamatan.

“Dan gerakan-gerakan Tarung Derajat itu sangat sederhana, namun yang menjadi keunggulan kita menggunakan tiga unsur daya gerak yakni otot, otak, dan nurani.” Kata AA Boxer dilansir dari wawancara dengan satu media.

Seni bela diri Tarung Derajat semakin populer di kalangan masyarakat setelah diresmikan menjadi bagian dari olahraga nasional oleh KONI pada tahun 1997. Kepengurusan bela diri ini dikenal dengan nama PB. KODRAT, yang merupakan singkatan dari Pengurus Besar Keluarga Olahraga Tarung Derajat. Tak butuh waktu lama, Tarung Derajat yang dilahirkan oleh AA Boxer ini kemudian memiliki panggung pada perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON).

Sumber

Manfaat Lompat Tali

Lompat tali termasuk ke dalam kelompok olahraga plyometric. Olahraga tipe ini bertujuan untuk melatih dan mengembangkan kekuatan otot secara maksimal dalam waktu pendek. Biasanya, olahraga ini juga dimanfaatkan untuk melatih kecepatan dalam bergerak.


Berbagai Manfaat Lompat Tali

Manfaat lompat tali untuk kesehatan beragam, di antaranya untuk membentuk otot tubuh bagian atas dan bawah, menambah daya tahan tubuh, melatih koordinasi tubuh, serta meningkatkan kesehatan jantung dan pembuluh darah.

Karena berfokus pada kecepatan, saat melakukan olahraga ini Anda akan membuat jantung berdenyut lebih cepat. Jika dilakukan dengan rutin, hal ini tentu akan meningkatkan kekuatan jantung dan menurunkan risiko terjadinya penyakit jantung.

Lompat tali juga merupakan salah satu olahraga yang cocok untuk dilakukan bagi Anda yang ingin menurunkan berat badan. Berolahraga lompat tali dalam 20 menit diperkirakan dapat membakar 200 kalori.

Selain itu, lompat tali bisa dilakukan baik di luar maupun di dalam rumah. Jika cuaca sedang hujan, Anda hanya butuh minimal ruangan sebesar 2 x 3 meter di dalam rumah. Perlengkapan yang Anda butuhkan juga hanya seutas tali yang bisa ditemukan dengan harga yang relatif murah.

Sumber

Sepak Takraw: Asal, Sejarah, dan Aturan Mainnya

 


Sepak takraw adalah permainan olahraga yang populer di kawasan Asia Tenggara. Bola yang dimainkan dalam olahraga ini adalah bola rotan yang ukurannya lebih kecil dari bola voli.

Mari kita simak sejarah, perkembangan, hingga teknik permainan sepak takraw di bawah ini.

Mengenal Permainan Sepak Takraw

Dilansir dari History of Soccer, istilah sepak takraw adalah gabungan dua kata berbeda dari dua bahasa berbeda, yakni 'sepak dari kata Melayu yang artinya 'menendang', sedangkan 'takraw' merupakan kata Thailand yang bisa diartikan sebagai 'anyaman bola rotan'.

Jadi, jika diartikan sepak takraw yaitu menendang bola rotan. Bola sepak takraw umumnya memiliki diameter 5,3 inci (13,5 cm) dengan berat bola 80 g, dan keliling antara 42-22 cm.

Permainan bola takraw dimainkan oleh dua tim/regu di lapangan yang mirip dengan lapangan bola voli ataupun bulu tangkis.

Ukuran Lapangan Sepak Takraw

Dikutip dari buku Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan yang disusun oleh Tri Harnanto Budi Santoso, dkk., lapangan sepak takraw berbentuk persegi panjang dengan panjang sekitar 13, 4 m dan lebar 6,1 m.

Di kedua lapangannya ada lingkaran servis dengan jari-jari 0,3 m. Pada pertemuan garis tengah lapangan ada 4 bentuk seperempat lingkaran sebagai tempat berdiri apit kanan dan apit kiri.

Lapangan juga harus bebas rintangan setinggi 8 meter ke atas dan 3 meter dari sekelilingnya.

Sejarah Sepak Takraw

Sepak takraw berasal dari Asia Tenggara. Tidak diketahui secara pasti terkait usulnya sepak takraw. Namun, ada pemahaman umum bahwa sepak takraw ini diperkenalkan ke Asia Tenggara oleh orang dari bangsa Cina.

Sepak takraw ini diperkirakan mempunyai awal yang sama dengan sepak bola. Olahraga ini juga diyakini sebagai evolusi dari Cuju, permainan tradisional Tiongkok yang juga diakui oleh Fédération Internationale de Football Association (FIFA) sebagai bentuk paling awal dari sepak bola modern.

Cuju sendiri merupakan salah satu bentuk latihan militer di Tiongkok kuno, yang dimainkan sekelompok tentara dengan menendang bola kulit satu sama lain. Di mana, mereka akan berusaha menjaganya tetap di udara selama mungkin.

Menurut catatan sejarah, sejak abad ke-15 sepak takraw sudah populer di Kesultanan Malaka, Malaysia modern. Pasalnya, olahraga ini disebut dalam naskah sejarah Melayu.

Sepak Takraw punya kemiripan dengan beberapa olahraga yang berasal di negara di Asia Tenggara. Contohnya, sepak raga (di Brunei, Malaysia, dan Singapura), takraw (di Thailand), sepak rago (di Indonesia), Sipa (di Filipina), Chinlone (di Myanmar), Kataw (di Laos), dan Sek Dai (di Laos).

Pada awalnya, sepak takraw tidak dimainkan sebagai olahraga kompetitif. Melainkan, hanya dinikmati oleh sekelompok individu.

Baru pada paruh pertama abad ke-20, olahraga ini menjadi olahraga kompetitif modern yang disemai secara bersamaan di Malaysia dan Thailand.

Di Malaysia, sepak takraw masih disebut sepak raga. Catatan menunjukkan bahwa untuk pertama kalinya pertandingan kompetitif sepak takraw dimainkan di depan umum yaitu pada tahun 1935.

Pada saat itu, hadirnya pertandingan ini sebagai bagian dari perayaan the Silver Jubilee of George V.

Sementara, turnamen resmi Sepak Takraw pertama diselenggarakan pada tanggal 16 Mei 1945 di Penang, Malaysia.

Sampai saat ini, ada lebih dari 30 negara yang memiliki federasi sepak takraw tingkat nasional yang diakui oleh Federasi Sepak Takraw Internasional atau biasa disebut ISTAF. Di mana, negara-negara Asia Tenggara masih mendominasi persaingan permainan ini.

Aturan Permainan Sepak Takraw

Dalam kategori regu, setiap regu sepak takraw terdiri dari 3 pemain, yaitu: killer (striker), tekong (server), dan feeder (pengumpan).

Pergantian pemain sepak takraw diminta oleh tim manajer kepada wasit. Di mana, pergantian dilakukan saat bola tidak sedang dalam permainan.

Di sini, masing-masing regu bisa meminta time out sebanyak 1 kali selama 1 menit.

Adapun aturan posisi pemain sepak takraw di antaranya:

Pemain dari kedua regu wajib berada di dalam lapangan pada saat permainan dimulai.

Pemain yang melakukan servis, salah satu kakinya harus berada dalam garis lingkaran servis. Sementara, kaki lainnya berada di luar garis lingkaran untuk menendang bola.

Pemain apit kanan dan kiri wajib berada di dalam sudut seperempat lingkaran.

Pemain regu lawan boleh berdiri di mana saja dalam lapangan.

Skor game dalam permainan sepak takraw adalah 21 poin. Tim pertama yang mencapai skor 21 poin akan memenangkan set permainan. Dalam kasus seri 20-20, tiebreak akan dimainkan seperti bola voli ataupun bulu tangkis.

Untuk memenangkan pertandingan sepak takraw, tim harus memenangkan dua set. Namun, bila berlanjut ke set ketiga untuk menentukan kemenangan, hanya dimainkan hingga 15 poin, dengan aturan tie break serupa.

Sumber

Mengenal Permainan Egrang dan Aturan Mainnya

 

Egrang adalah permainan anak-anak di Jawa Barat, di mana anak-anak berjalan dengan dua bambu sebagai pijakannya. 

Permainan tradisional yang menggembirakan itu kini bahkan menjadi salah satu cabang Olahraga Tradisional (Otrad) yang dipertandingkan.

Tahun 2024 ini, Kabupaten Purwakarta menjadi tuan rumah Invitasi Olahraga Tradisional tingkat Jawa Barat yang berlangsung pada 3-5 September 2024.

Di antara yang dipertandingkan adalah egrang. Anak-anak yang disebut atlet olahraga tradisional itu akan bertanding cepat, yaitu berlari dengan menggunakan egrang. Otrad tingkat Jawa Barat ini semua atletnya merupakan Siswa SD.

Apa itu egrang dan bagaimana aturan mainnya? Simak di bawah ini yuk! 

Mengenal Egrang

Dikutip dari buku Serunya Permainan Tradisional Anak Zaman Dulu terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, disebutkan permainan egrang awalnya populer di daerah Jawa Barat. Dan ini menjadi alasan permainan ini menjadi permainan tradisional khas Jawa Barat (Sunda).

Karena seru dan menarik, permainan tradisional egrang kemudian banyak diminati oleh masyarakat dari daerah-daerah lain di pulau Jawa.

Egrang adalah sepasang bambu panjang yang pada sepertiga bagian bawahnya dibuat pijakan untuk kaki pemainnya. Dengan begitu, para pemain egrang akan bisa berjalan pada bambu tersebut dengan tangan memegang ujung paling atasnya ketika berjalan.

Meski ini permainan anak-anak, dalam membuat egrang, anak-anak perlu bantuan orang dewasa. Sebab, dalam membuatnya diharuskan menggunakan alat memotong dan meraut bambu agar egrang kokoh dan aman dipakai.

Andreas Supriyono dalam buku di atas menyebutkan hingga kini, egrang masih dimainkan oleh anak-anak, tetapi tidak banyak lagi dijumpai. Di antara alasannya mungkin disebabkan oleh cara bermainnya yang cukup sulit. Para pemain egrang harus mampu menjaga keseimbangan tubuh dan tentunya dibutuhkan latihan yang tidak sebentar.

Aturan Main Olahraga Tradisional Egrang

Yang pertama harus dikuasai dalam aturan bermain egrang adalah menjaga keseimbangan tubuh saat menaiki sepasang bambu itu. Umumnya, karena tinggi, para pemain akan mempergunakan pijakan seperti level untuk menaiki egrang itu, namun bisa juga tidak menggunakan pijakan awal.

Dalam olahraga tradisional egrang, yang dilombakan adalah kecepatan para atlet tradisi untuk sampai ke garis finish. Penyelenggara pertandingan akan menyediakan garis finish dan garis pemisah antar pemain.

Lapangan yang digunakan untuk olahraga ini adalah lapangan tanah, bukan yang sudah bertembok. Ini untuk menjaga agar para pemain egrang tidak terpeleset karena licin.

Kaki egrang akan mencengkeram tanah dan itu akan memungkinkan kestabilan para pemain terjaga meski egrang dipakai untuk berlari.

Sumber

Gobak Sodor: Sejarah, Cara Bermain, hingga Nilai yang Terkandung

 Gobak Sodor adalah permainan tradisional yang dimainkan dengan berkelompok. Terdiri dari dua suku kata yakni, 'gobak' berarti bergerak dan 'sodor yang artinya 'tombak'.

Di beberapa daerah, permainan ini punya nama yang berbeda-beda. Misalnya, di Riau gobak sodor dikenal galah panjang. Sementara di Jawa Barat disebutnya galah asin.


Meskipun punya sebutan yang berbeda, namun permainan gobak sodor punya aturan main yang hampir sama. Sebelum mengetahui cara bermainnya, kita kulik dulu yuk sejarah singkat permainan ini. 


Sejarah Gobak Sodor

Ternyata permainan gobak sodor bukan asli dari Indonesia. Dirangkum dari buku Etnofisika dalam Seri Permainan Tradisional oleh Neng Nenden Mulyaningsih, dkk, dalam sejumlah literatur Belanda disebut bahwa kata gobak sodor diambil dari kata 'go back through the dor' yang artinya menembus pintu.


Menjadi gobak sodor, karena hasil penyebutan dari Indonesia yang sulit untuk mengucap kata dalam bahasa asing. Selain itu, permainan ini juga tercatat dalam buku kamus Jawa (Baoesastra) yang ditulis oleh WJS Poerwadarminto yang dipublikasikan JB Wolters Uitgevers Maatschappij NV Groningen di Batavia pada 1939.


Pada zaman dahulu, sejarah gobak sodor bermula dari para prajurit Indonesia yang memainkan permainan ini. Mereka memainkan gobak sodor untuk jadi salah satu latihan kemampuan perang. Hanya saja tombak yang digunakan adalah tombak berujung tumpul.


Prajurit yang dulu menyebutnya dengan sodoran (tombak berujung tumpul). Sejak saat itu, permainan ini kemudian menjadi populer dengan nama gobak sodor.

Aturan dan Cara Bermain Gobak Sodor

Permainan gobak sodor dimainkan secara berkelompok atau tim, yang terdiri dari 2 tim. Biasanya, satu tim dalam permainan gobak sodor berisi 3-5 pemain.


Tiap-tiap tim harus memilih salah satu orang yang ditunjuk sebagai kapten tim. Kedua kapten tim nantinya melakukan ping suit (adu jari menggunakan jari telunjuk, ibu jari, atau kelingking).


Ping suit dilakukan untuk menentukan tim mana yang berhak bermain lebih dulu, dan tim satu laginya bertugas sebagai penjaga garis.


Dikutip dari buku Kemdikbud bertajuk Serunya Permainan Tradisional Anak Zaman Dahulu karya Andreas Supiyono, dalam permainan gobak sodor dibutuhkan strategi dan kerja sama. Tugas penjaga dalam permainan gobak sodor adalah menjaga agar tim lawan tidak bisa melewati garis horizontal dan vertikal yang sedang dijaganya, dengan menangkap anggota tim lawannya.


Setiap anggota tim harus bisa punya kecepatan untuk melewati sang penjaga garis. Jika tidak, sang penjaga garis akan menangkap kamu. Artinya, berarti tim kalian akan bertukar posisi dengan tim lawan.

Cara Bermain Gobak Sodor

• Gobak sodor umumnya dimainkan di lapangan, bentuk segi empat         dengan ukuran 9 x 4 meter yang terbagi jadi 6 bagian.

• Bagi kotak tersebut menjadi dua bagian, untuk garis vertikal dan           bagi lagi dengan garis horizontal. Jumlah garis horizontal nantinya       disesuaikan dengan jumlah anggota tim.

• Anggota tim yang mendapatkan giliran sebagai penjaga garis terbagi     jadi 2, yakni penjaga garis batas vertikal dan garis horizontal.

• Pemain yang menjaga garis horizontal, harus berusaha untuk                 menghalangi pemain lawan supaya tidak bisa melewati garis yang       dijaganya.

• Sementara bagi penjaga garis vertikal berada di bagian tengah              lapangan, dan punya akses untuk keseluruhan garis batas vertikal.

• Pemain penyerang harus berusaha untuk melewati garis di paling        awal. Supaya bisa melewati penjagaan, teman tim penyerang bisa          membantu untuk mengecoh penjaga supaya kawannya bisa masuk      melewati garis.

• Supaya bisa menang, semua anggota tim penyerang harus bisa lolos    melewati penjagaan garis sampai garis terakhir secara lengkap.

• Tim siapa yang punya poin terbanyak, maka merekalah yang akan         menjadi pemenangnya.

Nilai-nilai yang Terkandung dalam Permainan Gobak Sodor

Berikut adalah beberapa nilai yang terkandung permainan gobak sodor, di antaranya:


• Nilai pengaturan strategi

• Nilai kerjasama

• Nilai kejujuran

• Nilai sportivitas

• Nilai kepemimpinan

Sumber

Aturan Permainan Petak Umpet dan Manfaatnya Bagi Anak-anak

 . Permainan petak umpet merupakan salah satu permainan tradisional yang menjadi pilihan utama anak-anak di Indonesia ketika bermain bersama...